Jayapura,JayaTvPapua.com. – Ratusan mahasiswa yang tergabung dalam Keluarga Besar Mahasiswa Universitas Cenderawasih (Uncen) menggelar aksi demonstrasi damai pada Senin (27/10/2025) di Kota Jayapura.
Aksi ini merupakan bentuk seruan solidaritas terhadap berbagai persoalan di Tanah Papua, khususnya terkait kasus pembakaran mahkota burung Cenderawasih oleh oknum dari Dinas BPKSDA Papua yang terjadi sepekan sebelumnya.
Dengan mengusung tema “Hutan Papua Dibabat, Manusia Papua Menjerit, Cenderawasih Dibakar, Masihkah Indonesia Punya Nurani?”, massa mahasiswa memulai aksi sejak pukul 09.00 WIT, bergerak dari Ekspo Waena, Gapura Uncen Waena, hingga Gapura Uncen Abepura.
Dalam orasinya, para mahasiswa menuntut pemerintah agar menyelesaikan berbagai konflik sosial dan lingkungan di Tanah Papua, serta mengusut tuntas kasus pembakaran mahkota Cenderawasih, yang mereka nilai sebagai tindakan tidak berperikemanusiaan dan bentuk pelecehan terhadap simbol budaya Papua.
“Kami, mahasiswa Cenderawasih, tidak bisa menerima tindakan pembakaran mahkota Cenderawasih yang dilakukan oleh dinas BPKSDA. Mahkota itu bukan sekadar benda, tapi simbol jati diri dan martabat orang Papua,” tegas Januarius Kadepa, Wakorlap Umum Aksi Solidaritas Mahasiswa Uncen.
Mahasiswa juga menilai bahwa pertemuan internal BPKSDA dan pihak pemerintah pascakejadian tersebut tidak mewakili suara masyarakat Papua. Mereka menilai penanganan kasus itu terlalu tertutup dan tidak transparan.
Rencananya, massa aksi sempat berencana melakukan long march menuju kantor Majelis Rakyat Papua (MRP) untuk menyampaikan aspirasi langsung, namun tidak memperoleh izin dari aparat keamanan. Akhirnya, para mahasiswa menggelar orasi di kawasan Perumnas 3 Waena.
Kadepa menambahkan bahwa aksi kali ini bukan yang terakhir, dan pihaknya akan menyusun aksi lanjutan untuk bertemu langsung dengan perwakilan MRP Papua guna meminta kejelasan sikap pemerintah terhadap insiden pembakaran mahkota Cenderawasih.
“Mahkota Cenderawasih adalah simbol kami, simbol universitas kami, simbol Tanah Papua. Ketika dibakar, sama artinya membakar identitas kami,” ujarnya menutup orasi.
Aksi berlangsung tertib dan damai, meskipun dijaga ketat oleh aparat kepolisian di sejumlah titik. Hingga siang hari, massa akhirnya membubarkan diri dengan tertib setelah menyampaikan tuntutan mereka.
Aksi ini merupakan respons terhadap insiden pembakaran mahkota burung Cenderawasih yang dilakukan oleh petugas dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Papua pada 20 Oktober 2025.
Burung Cenderawasih sendiri merupakan ikon budaya dan simbol identitas orang Papua, serta menjadi lambang Universitas Cenderawasih (Uncen). Pembakaran tersebut memicu kecaman luas dari masyarakat dan kalangan akademisi di Papua.













