Aksi Solidaritas Peduli Uncen di Jayapura Ricuh, Massa Desak Hak Penentuan Nasib Sendiri Papua

Aksi Solidaritas Peduli Universitas Cenderawasih (SPU) di Gapura Uncen, Waena, (30/9/2025)

Jayapura,JayaTvPapua.com. – Aksi Solidaritas Peduli Universitas Cenderawasih (SPU) di Gapura Uncen, Waena, Selasa (30/9/2025), berakhir ricuh setelah aparat keamanan membubarkan massa yang hendak melakukan long march menuju Abepura.

Kericuhan tak terhindarkan ketika mahasiswa mencoba memaksa untuk melakukan Long March menuju ke Abepura. Akibat insiden itu, empat mahasiswa diamankan ke Polres Jayapura karena diduga menjadi pemicu keributan. Meski begitu, massa aksi tetap menyuarakan tuntutan mereka.

Aksi ini digelar bertepatan dengan peringatan 63 tahun Perjanjian Roma yang dinilai SPU sebagai perjanjian ilegal karena tidak melibatkan orang Papua sebagai pihak utama. Dalam orasinya, mereka menyinggung sejarah politik Papua mulai dari Perjanjian New York 1962, invasi militer Indonesia, hingga pelaksanaan Penentuan Pendapat Rakyat (PEPERA) 1969 yang dianggap sarat manipulasi dan intimidasi.

Solidaritas Uncen menegaskan bahwa PEPERA tidak sah secara hukum internasional karena hanya melibatkan 1.025 orang dari total 809.337 rakyat Papua. Hasil PEPERA yang dilegitimasi PBB melalui Resolusi No. 2504 tahun 1969, menurut mereka, adalah bentuk rekayasa politik yang melanggengkan kolonialisme Indonesia di Papua.

Dalam pernyataan sikapnya, SPU menuntut 13 pernyataan sikap diantaranya :

1.PBB, Indonesia, Belanda, dan Amerika Serikat bertanggung jawab atas lahirnya New York Agreement dan Roma Agreement yang tidak demokratis.

2.Pemerintah Indonesia menghentikan pendropan dan menarik seluruh pasukan militer organik maupun non-organik dari tanah Papua.

3.Menghentikan kekerasan terhadap rakyat sipil, penangkapan liar di wilayah konflik, serta tuduhan sepihak terhadap warga dengan label TPNPB.

4.Menutup PT Freeport Indonesia dan menghentikan eksploitasi Blok Wabu serta Blok Soba.

5.Menghentikan proyek strategis nasional yang dinilai merampas tanah adat masyarakat Papua.

6.Memberikan hak penentuan nasib sendiri sebagai solusi demokratis bagi bangsa Papua.

Dalam aksi ini mereka menyampaikan berbagai aspirasi yang menegaskan bahwa perjuangan mahasiswa adalah wujud solidaritas menolak segala bentuk penindasan di Papua. “Papua bukan tanah kosong. Hak rakyat harus dihormati, bukan diabaikan,” ujar salah satu mahasiswa yang menyampaikan aspirasi

Sementara itu, aparat kepolisian menyatakan pembubaran dilakukan untuk mencegah aksi long march yang berpotensi mengganggu keamanan dan ketertiban umum. Empat mahasiswa yang diamankan saat ini masih diperiksa intensif di Polres Jayapura.

Hingga siang, situasi di sekitar Gapura Uncen sudah berangsur kondusif, meski aparat masih berjaga untuk mengantisipasi potensi bentrokan susulan.

Share this article

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *