Jayapura,JayaTvPapua.com. – Aksi Solidaritas Peduli Universitas Cenderawasih (Uncen) di Gapura Uncen, Waena, Selasa (30/9/2025), berujung ricuh. Aparat kepolisian terpaksa menembakkan gas air mata untuk membubarkan massa setelah terjadi bentrokan antara mahasiswa dan petugas di lapangan.
Sejak pukul 08.00 WIT ratusan mahasiswa telah berkumpul di depan Gapura Uncen. Mereka menggelar aksi dengan membawa spanduk dan menyuarakan seruan terkait sejarah bangsa Papua sebelum 1963, termasuk perjanjian New York Agreement dan Roma Agreement.
Sekitar pukul 10.00 WIT, situasi mulai memanas ketika massa memaksa melakukan long march menuju lingkaran Abepura. Negosiasi yang dilakukan penanggung jawab aksi, Darki Uropmabin, dengan Kapolsek Heram, Iptu Bernadus Y. Ick, tidak menemukan titik temu. Penangkapan Darki memicu kemarahan mahasiswa yang kemudian melempari aparat dengan batu dan botol bekas.
Aparat merespons dengan tembakan gas air mata untuk membubarkan massa. Sejumlah mahasiswa terlihat berlarian ke arah perumahan warga di sekitar lokasi untuk menyelamatkan diri.
Kapolresta Jayapura Kota, Kombes Pol Fredrickus W.A. Maclarimboen, saat diwawancarai di lokasi menegaskan bahwa kepolisian tidak melarang penyampaian aspirasi, namun menolak aksi yang mengganggu ketertiban umum.
“Prinsipnya, ruang demokrasi untuk menyampaikan aspirasi itu sah-sah saja. Tapi jangan sampai mengganggu aktivitas masyarakat. Teman-teman mahasiswa tadi memaksa melakukan long march, padahal sudah diberi ruang untuk menyampaikan aspirasi di tempat, sehingga terpaksa dihentikan,” jelasnya.
Kapolresta juga membenarkan bahwa petugas di lapangan mendapat serangan dari peserta aksi.
“Petugas diserang dengan batu dan botol minuman. Itu yang memicu keributan dan membuat aparat terpaksa mengambil langkah tegas dengan gas air mata,” ungkapnya
Lebih lanjut, ia menyebut sedikitnya 670 personel dikerahkan untuk pengamanan di Distrik Abepura dan Heram. Akibat kericuhan tersebut, empat mahasiswa berhasil diamankan untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Situasi berangsur kondusif setelah aparat membubarkan massa sekitar siang hari.
 
				 
							 
											 
				












