Jaringan Sehat Indonesia Sinergi Relawan dan Lembaga Kesehatan di Tanah Papua

Lembaga Kesehatan Cuma-Cuma (LKC) Dompet Dhuafa Papua menggelar Pelatihan Jaringan Sehat Indonesia (14/10/2025).

Jayapura,JayaTvPapua.com. – Lembaga Kesehatan Cuma-Cuma (LKC) Dompet Dhuafa Papua menggelar Pelatihan Jaringan Sehat Indonesia dengan tema “Relawan Kesehatan Terintegrasi dan Berkolaborasi di Tanah Papua”.

Kegiatan berlangsung di Kantor Pelatihan BPMP (dulu LPMP) Kotaraja, Selasa (14/10/20025), dan dihadiri oleh Ketua Dompet Dhuafa Papua, Tumijan, serta Plt. Kepala Dinas Kesehatan Kota Jayapura, Novita Napitupul.

Pelatihan ini diikuti oleh perwakilan dari berbagai instansi dan organisasi, di antaranya Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura, Kabupaten Keerom, dan Kabupaten Sarmi. Meski tidak semua daerah dapat hadir karena kegiatan lain seperti Kick Off Kampung Zakat di Keerom, sejumlah perwakilan puskesmas dan relawan tetap hadir untuk memperkuat sinergi lintas sektor di bidang kesehatan.

Kemitraan Lintas Sektor untuk Papua Sehat

Dalam sambutannya, Tumijan menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari implementasi tujuan ke-17 Sustainable Development Goals (SDGs), yaitu membangun kemitraan strategis di semua bidang.

“Di Kota Jayapura, forum multipihak atau multi-stakeholder forum (MSF) sudah terbentuk sejak 2014 dan kini telah berusia 11 tahun. Alhamdulillah, kota Jayapura sudah dua kali meraih penghargaan Swasti Saba, dan tahun ini kami berharap bisa naik tingkat menjadi medali perak,” ujarnya.

Ia juga menekankan pentingnya pembentukan jaringan respon darurat kesehatan melalui Jaringan Sehat Indonesia, yang menjadi wadah kolaborasi antara lima elemen utama: pemerintah, masyarakat, akademisi, dunia usaha, dan media.

“Kami ingin agar setiap unsur berkontribusi aktif. Dari pemerintah, ormas, kampus, perusahaan dengan dana CSR-nya, hingga media massa yang membantu publikasi kegiatan. Semuanya punya peran untuk membangun sistem tanggap darurat yang kuat di Papua,” jelas Tumijan.

Sinergi Lintas Agama dalam Aksi Kemanusiaan

Salah satu hal menarik yang diangkat dalam kegiatan ini adalah semangat kolaborasi lintas agama dalam membantu masyarakat tanpa membedakan latar belakang.

“Jaringan Sehat Indonesia bukan hanya milik satu agama. Di dalamnya ada organisasi berbasis Islam, Kristen, Hindu, dan Buddha yang bersatu dalam misi kemanusiaan. Siapa pun yang membutuhkan pertolongan, kita bantu tanpa melihat suku, agama, atau kelas sosial,” tegasnya.

Ide Pemanfaatan Air Wudhu untuk Kesiapsiagaan Bencana

Selain membahas sistem darurat kesehatan, Tumijan juga menyoroti potensi pemanfaatan air sisa wudhu di rumah ibadah sebagai cadangan air untuk penanggulangan kebakaran.

“Kalau satu masjid dengan 500 jemaah menggunakan air wudhu rata-rata tiga liter, itu sudah 1.500 liter air per hari. Bayangkan kalau disimpan dengan sistem penampungan, bisa sangat berguna saat kebakaran,” paparnya.

Ia mengajak masjid, gereja, dan rumah ibadah lain di Papua untuk berperan aktif dalam kesiapsiagaan bencana, terutama menghadapi maraknya kasus kebakaran di Kota dan Kabupaten Jayapura.

Harapan untuk Relawan Kesehatan Papua

Pelatihan yang berlangsung selama dua hari ini juga menghadirkan pemateri dari Akademi Keperawatan Rumah Sakit Marten Indey dan Satuan Lalu Lintas Polresta Jayapura, untuk memberikan pelatihan teknis terkait layanan darurat dan pengelolaan ambulans.

Tumijan berharap, pelatihan ini menjadi pemantik semangat bagi relawan di Papua.
“Kegiatan ini seperti api kecil yang kami nyalakan. Ke depannya, para peserta lah yang akan menjaga nyala api ini agar terus memberikan manfaat bagi masyarakat,” pungkasnya.

Share this article

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *