Suara Mahasiswa Menggema di Abepura, Desak Hentikan Operasi Militer di Paniai

Solidaritas Mahasiswa Peduli Alam dan Manusia Paniai menggelar aksi damai di Lingkaran Abepura, Kota Jayapura, Senin (29/9/2025)

Jayapura,JayaTvPapua.com. – Solidaritas Mahasiswa Peduli Alam dan Manusia Paniai menggelar aksi damai di Lingkaran Abepura, Kota Jayapura, Senin (29/9/2025). Mereka menyuarakan penolakan terhadap keberadaan aparat militer di Kabupaten Paniai, Papua Tengah, yang dinilai meresahkan masyarakat.

Dalam pernyataannya, massa aksi menyoroti peningkatan aktivitas militer sejak 21 September 2025, termasuk penempatan personel TNI dan Satgas Damai Cartenz di sejumlah distrik seperti Ekadide, Obano, hingga sekitar Danau Paniai. Kehadiran aparat dinilai tidak transparan karena tidak ada penjelasan resmi dari pihak berwenang.

Dalam aksi ini Korlap Aksi Yulianus Bunai yang membacakan pernyataan sikap,menegaskan bahwa keberadaan militer di Paniai berdampak langsung pada kehidupan masyarakat sipil, termasuk rasa takut, keterbatasan akses layanan kesehatan, hingga potensi konflik.

“Kami mendesak DPRD dan Bupati Paniai segera menyurati Presiden RI dan Panglima TNI untuk menarik pasukan organik maupun nonorganik dari Paniai. Aktivitas militer di malam hari membuat masyarakat hidup dalam ketakutan,”tegasnya.

Dalam aksi tersebut, mahasiswa menyampaikan 15 poin tuntutan, di antaranya:

1.Menolak pembangunan pos militer baru di seluruh distrik dan kampung di Paniai.

2.Menghentikan operasi militer di Tanah Papua.

3.Menolak rencana pemekaran wilayah di Kabupaten Paniai.

4.Mendesak pemerintah mencabut izin tambang emas, batu bara, minyak, dan gas di Paniai.

5.Menolak eksploitasi Blok Wabu di Intan Jaya serta pembangunan jalan Trans Paniai–Intan Jaya.

6.Menutup praktik judi dan hiburan ilegal di wilayah Paniai.

7.Memberikan hak menentukan nasib sendiri bagi bangsa Papua sebagai solusi demokratis.

Mahasiswa menilai pembangunan jalan trans Papua dan proyek strategis nasional di kawasan Paniai justru membuka ruang eksploitasi sumber daya alam dan mengancam keberlangsungan hidup masyarakat adat.

Aksi yang berlangsung aman dan tertib itu diakhiri dengan pembacaan sikap serta penandatanganan pernyataan oleh koordinator aksi, wakorlap, dan penanggung jawab lapangan.

Share this article

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *