Jayapura,JayaTvPapua.com. – Gelombang penolakan terhadap Proyek Strategis Nasional (PSN) kembali menggema di Tanah Papua. Ratusan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) Kota Jayapura) bersama masyarakat adat menggelar aksi demonstrasi di Tugu Pendidikan, Lingkaran Abepura, Kota Jayapura, Senin (22/9/2025).
Dalam aksi tersebut, aktivis HAM Papua, Henny Rumkorem, turut hadir dan menyampaikan orasinya. Ia menegaskan bahwa perjuangan menolak proyek tersebut bukan semata untuk generasi saat ini, tetapi juga demi masa depan anak cucu orang Papua.
“Hari ini saya ada di sini karena menyangkut harga diri kami sebagai orang Papua. Tanah adat adalah kehidupan kami. Kalau tanah adat kami dirampas, lalu kami mau hidup di mana? Itu alasan mendasar kenapa kami harus bersuara, bukan hanya untuk hari ini, tetapi juga untuk kehidupan anak cucu kami di masa depan,” ujar Rumkorem.
Henny menambahkan, situasi di Papua semakin sulit karena semakin banyak aparat keamanan yang ditempatkan di berbagai wilayah. Menurutnya, kondisi tersebut membuat masyarakat Papua merasa terjepit dan kehilangan ruang demokrasi untuk menyampaikan aspirasi.
“Jujur saja, hari ini kami orang Papua sudah terjepit. Ke mana pun kami pergi, militer sudah menguasai tanah Papua. Kalau kami diam, kami akan mati pelan-pelan. Maka lebih baik kami bersuara, meskipun risiko ditangkap atau dipenjara,” tegasnya.
Rumkorem berharap, perjuangan rakyat Papua tidak berakhir seperti nasib masyarakat Aborigin di Australia yang kehilangan tanah dan hak-haknya.
“Saya tidak mau Papua bernasib seperti suku Aborigin yang kehilangan tanahnya. Harapan saya, anak-anak Papua bisa tetap hidup bebas di tanah leluhur mereka,” pungkasnya.
Aksi ini berlangsung dengan penjagaan ketat aparat keamanan, namun massa tetap menyuarakan penolakan terhadap PSN yang dinilai merampas ruang hidup masyarakat adat di Papua.
 
				 
							 
											 
				












