Wondama Siap Sambut 15 Ribu Jemaat di Perayaan Seabad Nubuat Kijne

Pdt. Mofu menjelaskan bahwa peringatan ini akan dipusatkan di Teluk Wondama, Papua Barat, dengan perkiraan kehadiran sekitar 15 ribu orang (9/9/2025)

Jayapura,JayaTvPapua.com. – Perayaan seabad nubuat Domine Izaak Samuel Kijne yang jatuh pada 25 Oktober 2025 menjadi momentum penting bagi gereja dan masyarakat Papua. Ketua Sinode Gereja Kristen Injili (GKI) di Tanah Papua, Pdt. Andrikus Mofu, M.Th, menegaskan bahwa nubuat Kijne bukan hanya untuk gereja, tetapi untuk seluruh orang dan bangsa Papua.

Dalam wawancara khusus, Pdt. Mofu menjelaskan bahwa peringatan ini akan dipusatkan di Teluk Wondama, Papua Barat, dengan perkiraan kehadiran sekitar 15 ribu orang. Panitia lokal bersama pemerintah daerah telah bekerja maksimal untuk memastikan kesiapan penyelenggaraan acara besar tersebut, Hal ini diungkapnya usai membuka kegiatan Konferensi Menyonsong Satu Abad Nubuat Domine Izaak Samuel Kijne, di Graha Sara ( Gedung serba guna ) Kantor Sinode GKI Papua, Selasa (9/9/2025).

“Kami mendapat laporan langsung dari panitia bahwa semua sudah siap. Meski Wondama adalah kabupaten baru dengan keterbatasan fasilitas, mereka berkomitmen untuk menyukseskan perayaan ini. Bahkan, ada kapal putih yang akan dijadikan hotel terapung untuk mendukung akomodasi ribuan peserta,” jelas Pdt. Mofu.

Pdt. Mofu menyebutkan, selain perayaan seabad nubuat Kijne, pada tahun 2027 mendatang GKI Tanah Papua juga akan melaksanakan Sidang Sinode ke-19 di Wondama. Kedua momentum tersebut dinilai sangat penting bagi perjalanan iman dan pelayanan gereja di tanah Papua.

“Ini bukan hanya soal sejarah gereja, tetapi juga bagian dari perjalanan bangsa Papua dalam menatap masa depan. Karena itu, kita ingin menjadikan momentum ini sebagai refleksi dan dorongan untuk membangun Papua dengan semangat Injil,” tegasnya.

Sebagai rangkaian peringatan, GKI Tanah Papua menggelar konferensi dengan tema “Injil dan Peradaban Papua” di Jayapura. Kegiatan ini dihadiri para penulis, akademisi, dan pemimpin gereja untuk membahas kontribusi Injil dalam membentuk peradaban Papua.

Diskusi panel digelar dalam beberapa sesi dengan melibatkan 10 penulis yang menyajikan hasil kajiannya. Pdt. Mofu menyebut konferensi ini sebagai ruang refleksi intelektual dan spiritual dalam menyongsong satu abad nubuat Kijne.

Nubuat yang disampaikan Domine Izaak Samuel Kijne pada 25 Oktober 1925 berbunyi: “Di atas batu ini aku meletakkan peradaban orang Papua. Sekalipun orang memiliki kepandaian tinggi, akal budi, dan pengetahuan untuk memimpin bangsa ini, tetapi suatu waktu bangsa ini akan bangkit dan memimpin dirinya sendiri.”

Menurut Pdt. Mofu, nubuat tersebut adalah warisan iman dan visi profetis yang ditujukan bagi seluruh bangsa Papua.

“Ini bukan nubuat untuk GKI saja, tetapi untuk semua orang Papua. Karena itu, saya mengajak kita semua untuk merefleksikan nubuat ini, membangun kesadaran kolektif, dan memperkuat komitmen bersama dalam membangun Papua di atas semangat Injil,” ujarnya.

Ketua Sinode menekankan bahwa perayaan seabad nubuat ini bukan hanya seremonial, melainkan panggilan untuk bersyukur atas pembangunan yang sudah ada, sekaligus merenungkan persoalan yang masih dihadapi Papua.

“Masih banyak tantangan di tanah Papua, tetapi momentum ini mengingatkan kita bahwa dengan persatuan hati, kesadaran kolektif, dan semangat Injil, kita bisa meraih masa depan yang lebih baik,” pungkasnya.

Share this article

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *