Senator Komisi II DPD RI Katakan Kelestarian Danau Sentani harus tetap di jaga

Kunjungan Reses anggota Komisi II DPD RI Dapil Papua Lalita berkunjung ke Dermaga Yahim dan Bank Sampah di Kab.Jayapura (30/5/25).

Jayapura,JayaTvPapua.com. – Kunjungan Reses anggota Komisi II DPD RI Dapil Papua Lalita berkunjung ke Dermaga Yahim dan Bank Sampah di Distrik Sentani, Kabupaten Jayapura, Jumat (30/5/25).

Provinsi Papua merupakan daerah pemilihannya pada Pemilihan Legislatif 2024 lalu. Kehadirannya untuk menyerap aspirasi masyarakat sekaligus memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia yang jatuh pada 5 Juni 2025.

Kunjungan di Dermaga Yahim, Lalita bersama rombongan melakukan aksi angkat sampah di pinggir Danau Sentani. Kemudian berbincang bersama mama-mama pedagang Papua di dermaga dengan di temani DLHK Provinsi Papua.

“DPD RI reses di dapil ingin memperingati Hari Lingkungan Hidup membersihkan sampah-sampah di dekat Dermaga Yahim,” ujarnya.

Usai melakukan kegiatan sosial mengangkat sampah, Lalita mengatakan sampah yang dikumpulkan kebanyakan sampah seperti botol plastik, sendal karet, dan kantong plastik,minuman kemasan.

Menurut Lalita, banyak sampah yang tertumpuk di pinggiran danau sehingga akan berpengaruh buruk bagi lingkungan dan menganggangu ekosistem di dalam danau terutama akibat sampah plastik.

“Banyak sampah berserakan dan buruk bagi lingkungan danau. Jangan buang sampah sembarangan, bumi semakin tua [sehingga] harus dijaga,” ujarnya.

Sementara itu, saat mengunjungi Bank Sampah Kenambai Umbai, ia melihat bagaimana proses penyortiran sampah plastik dan kertas.

Sesuai taglinenya, ‘Clean Lake Strong Feature for Our Children’ atau ‘Danau yang Bersih untuk Generasi’, kata Lalita, tindak lanjut reses ini pihaknya akan membahas pemerintah setempat supaya ada larangan membuang sampah di Danau Sentani.

Margaretha Sermumes, Kasie Peningkatan Kapasitas Kelembagaan pada Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup Provinsi Papua, yang turut serta mendampingi kunjungan reses ink mengatakan, sampah masih menjadi masalah utama di Provinsi Papua.

Salah satu program untuk menjaga lingkungan yakni program adiwiyata yang sudah dilakukan sekolah-sekolah di Kota Jayapura.

Dikatakan, persoalan sampah yakni berbicara soal cara berpikir (mindset). Pemerintah bisa melakukan edukasi kepada masyarakat untuk memilah sampah yang bernilai ekonomis.

“Biar sampai kapanpun kita akan lihat banyak banyak sampah. Tidak semua sampah menjadi sampah, ada beberapa sampah yang bisa di kelola dan bisa bernilai ekonomis,” ujarnya.

Dalam rangka hari lingkungan hidup sedunia di tanggal 5 Juni 2025 nanti, secara global telah mengambil tema Hentikan Polusi Plastik, “Ending Plastic Pollution”, ini sebagai pengingat bahwa sampah plastik sampai bertahun-tahun pun tidak bisa terurai.

Margaretha mengatakan sampah bukan hanya berdampak bagi masyarkat tetapi kapasitas Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di Kota Jayapura juga sudah sangat minim untuk menampung dan mengelola sampah.

“Karena sampah ini sudah tidak di kelola lagi. Di Danau Sentani jadi tempat sampah besar kalau lihat alurnya bukan kontribusi dari masyarakat danau sama seperti sampai laut. Ini harus di jaga dan dicermati dengan baik,” ujarnya.

Lebih lanjut, kata Margaretha, mengatasi buang sampah sembarangan regulasi yang ada mestinya berjalan seiring dengan diberikan sanksi agar ada efek jera.

“Sudah ada [regulasi] tetapi sanksinya bisa diterapkan atau tidak? Kalau sanski saya yakin tidak akan semena-mena, dan tidak bisa buang sampah sembarangan,” ujarnya.

Share this article

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *