Pj Gubernur Papua Tata Kelola Kependudukan Harus Punya Ukuran dan Nilai Dampak Nyata

Mayjen TNI (Purn) Ramses Limbong, S.IP.,M.Si Pj Gubernur Provinsi Papua saat memberikan arahan (13/6/25)

Jayapura,JayaTvPapua.com. – Penjabat Gubernur Papua, Mayjen TNI (Purn.) Ramses Lombong menegaskan bahwa seluruh perencanaan pembangunan kependudukan di Papua harus memiliki tolok ukur yang jelas, terarah, dan menghasilkan nilai dampak (value) yang nyata bagi masyarakat.

Hal ini disampaikan Pj. Gubernur saat membuka kegiatan Internalisasi Peta Jalan Pembangunan Kependudukan Tahun 2025–2029 dan Rencana Aksi dalam Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah Regional VII, yang digelar di Ballroom Lantai 5 Hotel Horison Ultima Entrop, Jayapura, Kamis (13/6/25).

Dalam arahannya, Ramses mengingatkan bahwa isu pembangunan kependudukan bukan sekadar seremoni atau rutinitas program. Ia menekankan perlunya perencanaan yang berbasis data akurat dan terukur agar hasilnya dapat dievaluasi secara berkala.

“Saya tidak mau kegiatan ini hanya formalitas. Kalau kita bicara bonus demografi menuju Indonesia Emas 2045, pertanyaannya: tolak ukurnya apa? Harus jelas, jangan hanya hadir tapi tanpa capaian yang bisa diukur,” tegasnya.

Kepala Daerah Harus Punya Komitmen dan Desain Besar

Pj. Gubernur menekankan bahwa pengelolaan kependudukan tidak boleh dijalankan secara parsial. Menurutnya, seluruh elemen dari hulu ke hilir harus terintegrasi: dari bayi yang baru lahir, kondisi stunting, akses pendidikan, kesiapan usia produktif, hingga masa lansia.

“Bicara kependudukan itu artinya bicara tentang manusia dari lahir sampai meninggal. Harus ada peta jalan yang mengatur seluruh tahapan kehidupan manusia secara menyeluruh,” ujarnya.

Ia juga mengkritisi masih tingginya angka stunting di Papua, yang menurut data mencapai 24 persen di usia 0–5 tahun. Kondisi ini disebut sebagai potret nyata tantangan pembangunan sumber daya manusia di Papua.

“Kalau stunting di Papua 24 persen, apa strategi kita untuk menurunkannya? Harus ada tindakan nyata, bukan hanya rapat dan laporan. Evaluasinya harus jelas, output-nya terasa di masyarakat,” kata Ramses dengan nada tegas.

Tanggung Jawab Moral, Bukan Hanya Administratif

Ramses mengajak seluruh peserta kegiatan, terutama dinas terkait dan para kepala daerah, untuk melakukan introspeksi. Ia menekankan bahwa tugas yang diemban bukan hanya tanggung jawab administratif, melainkan tanggung jawab moral kepada Tuhan dan masyarakat.

“Tanyakan pada diri masing-masing: siapa saya yang diberi amanah oleh negara? Apa yang sudah saya lakukan? Jangan hanya menyusun laporan. Ukur hasilnya, nilai dampaknya. Kita bertanggung jawab secara moral di hadapan Tuhan,” tegasnya.

Bangkitkan Martabat Papua Lewat Pembangunan SDM

Lebih jauh, Ramses juga mendorong agar Papua tidak lagi memposisikan diri sebagai wilayah yang tertinggal atau terus meminta bantuan. Sebaliknya, ia meminta seluruh pemangku kepentingan untuk bangkit dan membangun Papua dengan desain besar dan kemauan yang kuat.

“Kita harus keluar dari pola pikir inferior. Jangan lagi merasa kita orang Papua harus dibantu terus. Kita harus berdiri sejajar, jadi kelas satu di negeri ini. Semua bisa dimulai dari pengelolaan kependudukan yang benar,” tegasnya.

Ia pun menyoroti data Dinas Kesehatan terkait penyebaran HIV/AIDS di Papua yang disebut telah mencapai 18.000 kasus lebih, yang menurutnya merupakan fenomena gunung es. Hal ini menjadi tanggung jawab bersama dan harus segera diatasi.

Peran BKKBN Sebagai Orkestra Pembangunan SDM

Dalam kesempatan itu, Ramses juga mengingatkan peran penting BKKBN sebagai lead sector dalam pengelolaan pembangunan kependudukan. Ia meminta BKKBN tidak hanya menerima laporan, tetapi aktif melakukan evaluasi dan memastikan setiap anggaran berdampak langsung bagi rakyat.

“BKKBN bukan hanya soal keluarga berencana. Ini tentang bagaimana kita mengatur ritme pembangunan SDM secara utuh. Harus ada hasil. Harus kelihatan dampaknya di masyarakat. Kalau tidak digunakan, harus ada sanksi,” tegas Ramses.

Pesan Terakhir: Kerja dengan Hati, Bukan Sekadar Ingin Dapat Apa

Mengakhiri arahannya, Ramses mengajak seluruh peserta untuk bekerja dengan semangat dan keikhlasan. Ia meminta agar semua pihak fokus pada pelayanan dan dampak yang bisa diberikan kepada masyarakat, bukan semata-mata mengejar insentif.

“Jangan tanya saya mau dapat apa, tapi tanyakan apa yang bisa saya lakukan. Kalau kita kerja dengan hati, Tuhan pasti beri bagian kita. Dan kebahagiaan terbesar itu adalah saat kita bisa jadi terang bagi sesama,” tutupnya dengan penuh semangat.

Share this article

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *